Sabtu, 13 April 2013

Balada Sayur Bening

“Hari ini masak sayur bening ya?” 

"Sayur bening lagi?" Aku menatap heran ke arah suamiku.
 
“Perasaan dua hari lalu udah masak sayur bening. Emang nda bosan?” lanjutku seraya membantu belahan jiwaku mengenakan dasi.
 
“Nda tuh. Sayur bening buatanmu tak ada duanya,” jawabnya singkat.
 
Aku tersenyum simpul. Tersipu mendengar suamiku menggombal
 
“Sambal tomatnya jangan lupa. Pakai terasi,” bisiknya sambil mengecup pipiku.

“Oh, no. Itu lagi,” aku manyun membayangkan dua musuh bebuyutanku kembali terhidang di meja makan.
 
“Tolong ya sayang?” pintanya seraya pamit ke kantor.
 
Aku hanya menggeleng manja. Setengah tak rela jika hari ini harus berjibaku dengan menu itu lagi.
                                                        ♥♥♥
Bang Haris duduk manis menghadap meja makan. Kuperhatikan, sedari tadi ia hanya memainkan sendok di piringnya.
 
“Sayur beningnya nda ada ya?” tanyanya di sela suapan yang ketiga.
 
Aku menggeleng mantap, “Sekali-kalilah masak pacri nanas.”
 
Ia hanya tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukkan kepala dan sesekali melirik ke arahku. Mesra.
 
“Adek kenapa nda makan? Sini aku suapin.”
 
Aku jengah. Tapi, tak urung membuka mulut.
 
“Mmm, besok adek masakin sayur bening aja ya, Bang,” ujarku sesaat kemudian ketika merasa bahwa masakanku benar-benar tak layak telan.
 
Bang Haris tertawa seraya mengangkat kedua jempolnya tinggi-tinggi.

Flash Fiction

Akhir-akhir ini banyak banget  event lomba menulis flash fiction. Sebenarnya flash fiction itu apa sih?

Flash fiction (FF) atau fiksi mini yang sering kusebut cerita super pendek, adalah karya fiksi yang sangat singkat (ini kata Mba Wiki, lho ya!). Walaupun sebenarnya ga ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Selama ini, yang pernah aku lihat, rata-rata flash fiction memiliki antara 250 sampai 500an kata.

Meski jumlah katanya terbatas alias ga terlalu banyak, tetapi flash fiction juga memiliki unsur yang sama seperti cerpen pada umumnya. Ada tema, alur n plot, penokohan, diolog, dll. Pokoknya samalah. Hanya saja, beberapa elemen kisah dalam flash fiction ga dijabarkan terlalu detail kayak cerpen dan hanya muncul secara tersirat dalam cerita.

Ini yang sering jadi masalah. Kita yang udah terbiasa nulis cerpen, kadang tanpa disadari, kebablasan dalam penggunaan kata sehingga alur yang seharusnya bergerak secepat kilat terkesan menjadi bertele-tele. So, gunakan kata sehemat mungkin tanpa mengurangi makna yang terkandung dalam cerita.

Senin, 01 April 2013

Senandung Mentari


Aku masih melihat gadis itu di sana. Duduk manis di selasar kelas kami. Sendiri. Hanya ditemani sepercik gerimis akibat sisa hujan tadi pagi. Sesekali kulihat ia menarik nafas panjang. Mungkin, untuk menyesap aroma rumput basah yang diterbangkan semilir angin yang berhembus nakal.
“Sendirian?” tanyaku setelah mendekat. Ia menoleh, lalu mengangguk kecil.
“Jangan sering sendirian, bahaya,” lanjutku seraya duduk bersisian dengannya. Sementara gadis itu hanya menyambutku dengan satu senyuman tipis.
Selalu saja begitu. Sejak aku pindah ke sekolah ini sebulan silam, terhitung hanya dua kali aku mendengar gadis itu bersuara. Pertama, minggu lalu saat menjawab salamku ketika aku masuk kelas. Dan kedua, tadi pagi ketika Bu Nur, guru Bahasa Indonesia kami memintanya melantunkan sebait syair. Sejenak aku terkagum akan suara jernihnya yang jarang terdengar.
Selebihnya, Mentari, gadis peranakan Belanda itu lebih memilih mengunci rapat bibir tipisnya. Entah untuk alasan apa, aku tak tahu. Walau sebenarnya, aku sangat tertarik untuk mencari tahu.
“Sudah punya pasangan untuk tugas Bahasa Indonesia?” tanyaku memecah kebekuan yang tercipta diantara kami. Terbayang di mataku tugas yang diberikan oleh guru favoritku, yang mengharuskan kami mencari pasangan untuk bersyair.
Ia menggeleng kecil, “Belum,” jawabnya singkat.
“Kenapa?” aku bertanya lagi. Hatiku bersorak gembira karena merasa kesempatan untuk mengenal Tari terbuka lebar.
 Nggak ada yang mau pasangan sama aku,” jawabnya dengan sinar mata redup.
Bareng aku aja mau nggak?” tawarku mantap.
“Serius?” ia menatapku seolah tak percaya. Aku mengangguk untuk meyakinkan bahwa tawaranku tidak main-main.
“Kenapa kamu mau pasangan sama aku?” ia bertanya heran seperti menyangsikan tawaranku.
Emang nggak boleh ya?” aku balik bertanya.
“Kamu baru sih di sini. Jadi belum tahu banyak tentang aku. Nanti kalau kamu udah tahu, kamu juga bakalan ninggalin aku sendiri. Sama kayak teman-teman yang lain. Tapi bolehlah, dicoba aja. Thanks atas tawaranmu,” lanjutnya sembari tersenyum, lalu meninggalkanku dengan sejuta penasaran yang tertinggal di kepala.
☻☻☻
Isyarat waktu istirahat berakhir terdengar garang. Aku bergegas masuk kelas, lalu menghempaskan diri di kursi pojokan belakang. Sempat kulirik Tari yang duduk tak jauh dariku, sebelum kemudian menenggelamkan diri untuk menyelesaikan persamaan reaksi reduksi oksidasi.
“Bruk...” hempasan suara kursi memecah konsentrasiku. Kepalaku menoleh cepat ke arah sumber suara. Untuk beberapa saat, jantungku seolah berhenti berdetak. Aku terlalu kaget hingga tak dapat berbuat apa-apa, ketika gadis manis berperawakan tinggi besar itu menggelepar-gelepar tepat di hadapanku. Tubuhnya mengejang. Bola matanya mendelik seperti menahan rasa sakit yang luar biasa. Dari sudut bibirnya yang mungil, keluar cairan bening yang amat banyak.
Dengan sigap, beberapa teman kami meregangkan tangannya. Lalu memijit-mijit pundak tegap itu dengan halus, seolah mereka telah terlatih untuk menghadapi situasi seperti ini.
“Dia kenapa?” tanyaku terbata pada Esti yang duduk di sampingku sembari menenangkan diri akibat degup jantung yang tidak menentu. Maklumlah, karena sejak pertama kali ditempatkan di kelas yang sama dengannya, baru kali ini aku menyaksikan Tari kelojotan, ketika aku sedang berada di kelas.
Ndak apa-apa, Fay. Penyakitnya sedang kambuh,” jawabnya singkat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Dia sakit apa? Seberapa sering penyakitnya kambuh saat jam pelajaran?” tanyaku beruntun sambil sesekali melirik cemas ke arah Tari yang mulai tenang.
“Ayan. Ndak sering, ini yang ketiga kali. Dulu sewaktu kami kelas sepuluh lebih sering lagi kambuhnya,” halus suara gadis itu menjawab pertanyaanku.
Aku hanya mengangguk-angguk dan kembali melanjutkan aktivitasku yang sempat terhenti beberapa jenak. Lelah aku memaksa otak untuk tidak menghubungkan kejadian ini dengan cerita Tari tadi pagi. Namun aku hampir yakin, bahwa penyebab gadis itu menutup diri adalah penyakit yang dideritanya.
 “Itu sebabnya kenapa selama ini kamu nggak pernah lihat aku bareng sama teman-teman yang lain. Aku sakit, Fayza. Penyakitku yang membuat mereka enggan mendekat. Mereka malu dan jijik berteman dengan penderita epilepsi. Mungkin kamu juga merasakan hal yang sama,” jelasnya ketika kami berada dalam perjalanan pulang.
 Aku menggeleng, “Kau salah, Tari. Bukan kami enggan berteman denganmu. Tapi, bentengmu terlalu kokoh untuk ditembus. Kau hidup hanya untuk duniamu saja. Padahal kau sangat tahu, tak ada satu pun teman-teman kita yang mengabaikanmu ketika kau sakit. Tapi, kau lebih memilih sepi sebagai temanmu.”
“Sepi tak pernah menistakan aku, Fay. Sementara mereka bermuka manis di hadapanku, lantas mengolok di belakang. Aku lelah dengan semua ini. Hidupku sudah runyam. Mendengar mereka mengoceh tentangku membuat hariku semakin rumit. Akan lebih baik jika aku menghindar,” pupilnya menumbukku tajam.
“Tapi, kau tak bisa terus-terusan menghindar. Jika kau sudah merasa hidupmu rumit, maka jangan dipersulit. Allah telah menghamparkan ladang kesabaran buatmu. Maka nikmati jamuan-Nya. Aku yakin, kau akan merasa bahagia. Dan satu yang perlu kau ingat, Ri, aku nggak pernah malu berteman denganmu,” ujarku mantap.
☻☻☻
Bilik rindu,
pada suatu waktu

Lomba Menulis FF tentang Kesetiaan

Karena aku yakin dia akan datang lagi di tempat ini, memandang laut seperti yang aku lakukan sekarang dan pernah kami lakukan bersama. Aku akan setia menunggu, aku tahu dia juga merindukanku.

Punya kisah seru tentang kesetiaan? Atau mau coba berimajinasi tentang apa itu 'setia' ?Mari tuangkan ke dalam tulisan Flash Fiction bertema kesetiaan ini. Bukan hanya untuk mengasah kreatifitas, tapi dengan mengikuti lomba ini, kita bisa mendapat hadiah dan menjadi salah satu penulis antologi Flash Fiction yang akan diterbitkan menjadi sebuah buku.

Baca persyaratan dan ketentuannya!

Syarat Peserta:

- Peserta berdomisili di Indonesia.
- Terdaftar sebagai anggota Grup "MUDA MUDI JAGO NULIS"yang belum silahkan klik link dibawah ini

Ketentuan tulisan:

- Tema : Setia

- Nama File Naskah : Nama penulis-Judul tulisan contoh Sindu Lintang Ismoyo-Setiaku Padamu

- Panjang tulisan antara 300-500 kata(tidak termasuk judul). Ditulis di word 2003 atau 2007 (A4 – Times New Romans dengan font 12, spasi 1, margin 3333 cm)

- Memasang cover buku 'Dan Aku Mencintaimu' yang diterbitkan DeKa Publisher pada materi lomba ini

- Posting materi lomba dicatatan anda, lalu tag minimal 25 orang.

- kirim tulisan (sebagai attachment/tidak menaruhnya di badan email) ke mudamudijagonulis@yahoo.com . (sertakan nama, lengkap alamat, no telpon yang bisa dihubungi) dengan SUBJECT: #FFKesetiaan paling lambat tanggal 20 April 2013 pukul 17.00 WIB.

-Masing-masing peserta hanya boleh mengirim 1 Flash Fiction terbaiknya

- Segala pertanyaan bisa ditanyakan langsung lewat fb Sindu Lintang ( https://www.facebook.com/sindu.lintang )


Hadiah:

- Juara 1 : Rp. 75.000,- dan e-sertifikat
- Juara 2 : Rp. 50.000,- dan e-sertifikat
- Juara 3 : Pulsa Rp. 25.000,- dan e-sertifikat

50 FF terpilih akan dibukukan bersama dengan ff karya pemenang dan ff karya Sindu Lintang. Jadi total nantinya akan ada 54 FF dalam 1 buku. Setiap kontributor akan mendapatkan e-sertifikat.

Lain-lain :
- Perhatikan baik-baik persyaratan diatas. Bagi peserta yang mengirimkan karya tidak sesuai dengan format maka naskah akan dianggap tidak sah. Pahami syarat dan ketentuannya sebelum mengirim. Jangan lupa juga untuk memposting materi lomba (akan dicek).
-Apabila sampai deadline naskah yang terkumpul belum mencapai target, maka panitia berhak memperpanjang waktu pengumpulan naskah.
-Pengumuman Pemenang selambat-lambatnya tanggal 30 April 2013
-Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Salam,

Sindu Lintang Ismoyo

Event FTS “Aku dan Perlombaan” (Deadline 19 April 2013)


Pernah mengikuti lomba? Ikutan yang satu ini, yuk .... Share pengalamanmu saat mengikuti sebuah lomba dalam bentuk tulisan. Simak ketentuan selengkapnya di bawah ini!

Ketentuan Peserta:
  1. Bergabung dengan grup Antologi Es Campur dan berteman Fb dengan Ae Publising dan Dedefirman Muhammad.
  2. Mengcopy-paste info ini ke catatan Fb masing-masing dan tag pada 25 teman termasuk Ae Publising dan Dedefirman Muhammad.
  3. Satu orang boleh mengirim maksimal 3 naskah.

Ketentuan Naskah:
  1. Naskah adalah asli karya sendiri, bukan saduran ataupun plagiat, dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun.
  2. Tema: Aku dan Lomba. Wajib kisah nyata saat mengikuti sebuah lomba. Satu naskah hanya menceritakan satu lomba.
  3. Diketik sekitar 2-3 halaman A4, spasi 1.5, Times New Roman 12, margin normal, perataan tulisan justify, setiap awal paragrap menggunakan tabulasi.
  4. Cantumkan biodata narasi singkat maksimal 50 kata di bawah naskah (bukan dalam file terpisah). Dalam biodata narasi wajib ada: nama penulis, alamat email juga nama facebook.
  5. Dikirim dalam bentuk lampiran (attachment) ke email sastrapena@yahoo.co.id paling lambat tanggal 19 April 2013 pukul 23.59 WIB.
  6. Tulis di subjek email dan nama file: ADL_Judul Naskah_Nama Penulis.

Lain-lain:
  1. 35 naskah terbaik akan dibukukan secara indie di Ae Publishing.
  2. Seluruh kontributor mendapatkan:
    •  E-sertifikat. 
    • Diskon 10% pembelian buku terbit (sebagai pengganti royalti). 
    • Diskon menerbitkan buku di Ae Publishing untuk paket lengkap senilai Rp. 150.000,00 (tidak dapat diakumulasikan ataupun diuangkan).
  1. Pengumuman naskah yang lolos menyusul setelah deadline (tergantung sikon dan tergantung banyaknya naskah yang masuk).
  2. Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan tanyakan di grup Antologi Es Campur.


Ayo, kirimkan naskahmu sekarang juga....!